Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Tarbiyatul Banin
KH. Mahfudh Salam membidani kelahiran madrasah di desa Pekalongan dengan nama Far’iyah Matholi’ul Falah. Guru-gurunya dikirim dari Kajen antar lain K. Khozin, KH. Sonhadji, K. Munji, K. Cholil, K.A. Rifai Nasuha, K. Khoirun, K. Fauzan, K. Syukri, K. Buchori, K. Supardi, K. Mathori, KH. Fahrur Rozi. Madrasah mulai dengan pendidikan sipir awal, stani dan sipir stalis baru ke jenjang kelas 1, 2, dan 3. Tenaga guru dari Kajen bertempat transit di rumah KH. Ismail bin Zainal Abidin. Kader guru lokal yang pertama kali diangkat oleh KH. Ismail (pengurus) adalah KH. Jauhar bin H. Umar dan lalu KH. Siraj bin H. Shidiq (tahun 1939), K. Abu Thoyib bin H. Umar (menantu KH. Ismail), K. Ah. Fadlil dan K. Asyhuri Ridwan. Karena sudah cukup di anggap mampu untuk berdikari maka Kepala Madrasah diserahkan kepada K. Jauhar bin H. Umar. Dengan berbagai macam upaya Belanda maka KH. Mahfudh Salam menjadi syahid ditembak Belanda. Dengan mudah Belanda menutup semua kegiatan agama termasuk madrasah-madrasah di bawah asuhan KH. Mahfudz Salam.
Pada tahun 1943 K. Jauhar bin H. Umar memberanikan diri untuk menghadap Sche Cho Kang (Bupati Jepang untuk wilayah Pati dan Rembang) minta agar madrasah Matholi’ul Falah di desa Pekalongan Winong Pati yang telah ditutup kegiatannnya dapat dibuka kembali. Akhirnya dapat diijinkan untuk dibuka kembali dengan syarat-syarat : Harus tunduk pada pemerintah Nippon (Jepang) Sanggup mengikuti upacara Jepang Tidak boleh bergerak di bidang politik Bersedia memakai seragam militer Nipppon Melepaskan diri dari ikatan Kyai Kajen. Mulai saat itulah madrasah Matholi’ul Falah Pekalongan dirubah namanya menjadi Madrasah TARBIYATUL BANIN yang dapat diartikan pendidikan untuk anak-anak yang belum mengenal politik.
Sebagai kelanjutan Madrasah yang didirikan tahun 1930, maka didirikan pula Pendidikan madrasah lainnya, antara lain : Madrasah Mualimat (khusus putri), Madrasah Mu'allimin (khusus putra) yang digabungkan menjadi MWB (Madrasah Wajib Belajar) 8 tahun dan akhirnya menjadi Madrasah Ibtidaiyah (tahun 1955) Sekolah Guru (tahun 1955 Madrasah I’dadiyah/Persiapan masuk MTs (Tahun 1961) Madrasah Tsanawiyah (tahun 1965) Roudlotul Athfal (tahun 1965) Pesantren Kauman Al Hikmah (tahun 1973) Madrasah Aliyah (tahun 1980) Pendidikan Anak Usia Dini/PAUD (tahun 2009) Lembaga Pelatihan Kerja Swasta/LPKS (tahun 2012) Koperasi Al Hikmah Tarbiyatul Banin (tahun 2012).
(Disarikan dari buku Mengenal dan Mengenang Madrasah Tarbiyatul Banin)
Komentari Tulisan Ini
Halaman Lainnya
Visi dan Misi Madrasah
Visi MTs Tarbiyatul Banin Madrasah Tsanawiyah Tarbiyatul Banin Pekalongan Winong Pati sebagai lembaga pendidikan yang berciri khas islam perlu mempertimbangkan harapan peserta didik,